ANALISIS KELAYAKAN USAHA SAPI PERAH( Kasus di Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar )

Keyword : usaha sapi perah
Usaha ternak sapi perah sedang dalam perjalanan menuju suatu industri andalan yang dapat menyediakan susu yang cukup bagi masyarakat dengan harga yang layak. Konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia relatif masih rendah, 4 kg per tahun sedang rata-rata konsumsi perkapita negara maju lebih dari 200 kg per tahun. Kalau kensumi negara Indonesia meningkat setengah saja dari rata-rata konsumsi negara maju, maka kebutuhan susu meningkat (Michell,200)
Industri susu nasional menghadapi tantangan memenuhi permintaan susu di masa yang akan datang. Apalagi negara-negara maju dalam industri susu telah memperlihatkan bahwa usaha sapi perah merupakan kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat sangat besar baik bagi pengusaha, masyarakat konsumen dan bagi negara. Perkembangan produksi dan harga susu menunukkan komoditi yang penting, yang mana ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi dan fluktuasi harga yang semakin berarti. Produksi susu dan olahannya memiliki peranan penting bagi masyarakat khususnya balita, karena itu wajar jika kebutuhan akan susu tidak dapat terpenuhi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi perah, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi di dalam usaha sapi perah, serta mengetahui peranan koperasi dalam pengembangan usaha sapi perah. Penelitian ini dilakukan di Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Penentuan daerah dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang paling banyak peternak sapi.
Pengambilan sampel menggunakan Quata sampling dengan jumlah yang sudah ditentukan yaitu 32 peternak sapi perah. Pengambilan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung atau interview terhadap obyek yang diteliti dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari instasi atau pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian. Data tersebut berasal dari monografi desa, sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu pustaka, jurnal ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya NPV padadiscount faktor 12 % adalah Rp 6.787.521,1 yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selam 8 tahun adalah 6.787.521,1. Karena NPV lebih besar dari nol maka usaha ini layak untuk diusahakan. Dimana NPV untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha sapi perah. Nilai yang diperhitungkan mencari selisih antara benefit (penerimaan) dengan biaya (pengeluaran) atau besarnya pendapatan yang telah di discount faktor. Kemudian dari perhitungan Irr nilainya sebesar 32,48 % yang berarti kemampuan memberi keuntungan sebesar 32,48 % per tahun. Karena IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku di bank saat ini (12%) maka usaha ternak sapi perah layak untuk diusahakan. Diman IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang dapat dicapai. Net Benefit Ratio adalah selisih net benefit positif dibanding dengan benefit negatif.dari perhitungan Net B/C ratio adalah 1,8 satuan. Kemudian payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya yang telah dikeluarkan. Dari perhitungan payback period dapat diketahui bahwa period ke 5, modal sudah dapat dikembalikan selama 5 tahun.
Kendala yang dihadapi peternak dalam usaha ternak sapi perah adalah terbatasnya modal. Ini disebabkan peternak masih belum berani meminjam modal dari koperasi karena kondisi ekonomi yang belum mapan. Kendala berikutnya belum optimalnya dalam merawat sapi perah. Selain itu masih terbatasnya tenaga medis dalam menangani sapi perah.sulitnya mencari rumput di musim kemarau, dan belum optimalnya bagian sapronak dalam pemenuhan kebutuhan makanan ternak yaitu terlambatnya makanan ternak.
Peranan koperasi dalam pengembangan usaha sapi perah yaitu berpartisipasi dalam pembangunan di wilayah kerja dengan memberikan dana dari dana bantuan untuk memperlancar serta mengembangkan usaha ternak sapi perah. Untuk meningkatkan kesehatan sapi, KUD telah menyediakan unit keswan. Unit ini dibentuk untuk memberikan inseminasi buatan dan kesehatan hewan ternak dari anggota KUD Semen. Dalam meningkatkan kwalitas produksi susu sapi perah koperasi membentuk unit sapronak serta memberikan pelayanan penampungan dan penyaluran susu sapi perah. Untuk memenuhi kebutuhan peternak dalam permodalan koperasi telah membentuk unit usaha simpan pinjam.
Dari hasil penelitian sapi perah dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi perah ini layak untuk diusahakan. Modal dapat dikembalikan selam 5 tahun.masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh peternak sapi perah. Peranan koperasi sangat besar dalam pengembangan usaha sapi perah.
 
Deskripsi Alternatif :
Usaha ternak sapi perah sedang dalam perjalanan menuju suatu industri andalan yang dapat menyediakan susu yang cukup bagi masyarakat dengan harga yang layak. Konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia relatif masih rendah, 4 kg per tahun sedang rata-rata konsumsi perkapita negara maju lebih dari 200 kg per tahun. Kalau kensumi negara Indonesia meningkat setengah saja dari rata-rata konsumsi negara maju, maka kebutuhan susu meningkat (Michell,200)Industri susu nasional menghadapi tantangan memenuhi permintaan susu di masa yang akan datang. Apalagi negara-negara maju dalam industri susu telah memperlihatkan bahwa usaha sapi perah merupakan kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat sangat besar baik bagi pengusaha, masyarakat konsumen dan bagi negara. Perkembangan produksi dan harga susu menunukkan komoditi yang penting, yang mana ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi dan fluktuasi harga yang semakin berarti. Produksi susu dan olahannya memiliki peranan penting bagi masyarakat khususnya balita, karena itu wajar jika kebutuhan akan susu tidak dapat terpenuhi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi perah, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi di dalam usaha sapi perah, serta mengetahui peranan koperasi dalam pengembangan usaha sapi perah. Penelitian ini dilakukan di Desa Semen Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Penentuan daerah dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang paling banyak peternak sapi.
Pengambilan sampel menggunakan Quata sampling dengan jumlah yang sudah ditentukan yaitu 32 peternak sapi perah. Pengambilan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung atau interview terhadap obyek yang diteliti dengan bantuan daftar pertanyaan yang telah ditetapkan, sedangkan data sekunder diperoleh dari instasi atau pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian. Data tersebut berasal dari monografi desa, sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu pustaka, jurnal ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya NPV padadiscount faktor 12 % adalah Rp 6.787.521,1 yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selam 8 tahun adalah 6.787.521,1. Karena NPV lebih besar dari nol maka usaha ini layak untuk diusahakan. Dimana NPV untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha sapi perah. Nilai yang diperhitungkan mencari selisih antara benefit (penerimaan) dengan biaya (pengeluaran) atau besarnya pendapatan yang telah di discount faktor. Kemudian dari perhitungan Irr nilainya sebesar 32,48 % yang berarti kemampuan memberi keuntungan sebesar 32,48 % per tahun. Karena IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku di bank saat ini (12%) maka usaha ternak sapi perah layak untuk diusahakan. Diman IRR menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang dapat dicapai. Net Benefit Ratio adalah selisih net benefit positif dibanding dengan benefit negatif.dari perhitungan Net B/C ratio adalah 1,8 satuan. Kemudian payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya yang telah dikeluarkan. Dari perhitungan payback period dapat diketahui bahwa period ke 5, modal sudah dapat dikembalikan selama 5 tahun.
Kendala yang dihadapi peternak dalam usaha ternak sapi perah adalah terbatasnya modal. Ini disebabkan peternak masih belum berani meminjam modal dari koperasi karena kondisi ekonomi yang belum mapan. Kendala berikutnya belum optimalnya dalam merawat sapi perah. Selain itu masih terbatasnya tenaga medis dalam menangani sapi perah.sulitnya mencari rumput di musim kemarau, dan belum optimalnya bagian sapronak dalam pemenuhan kebutuhan makanan ternak yaitu terlambatnya makanan ternak.
Peranan koperasi dalam pengembangan usaha sapi perah yaitu berpartisipasi dalam pembangunan di wilayah kerja dengan memberikan dana dari dana bantuan untuk memperlancar serta mengembangkan usaha ternak sapi perah. Untuk meningkatkan kesehatan sapi, KUD telah menyediakan unit keswan. Unit ini dibentuk untuk memberikan inseminasi buatan dan kesehatan hewan ternak dari anggota KUD Semen. Dalam meningkatkan kwalitas produksi susu sapi perah koperasi membentuk unit sapronak serta memberikan pelayanan penampungan dan penyaluran susu sapi perah. Untuk memenuhi kebutuhan peternak dalam permodalan koperasi telah membentuk unit usaha simpan pinjam.
Dari hasil penelitian sapi perah dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi perah ini layak untuk diusahakan. Modal dapat dikembalikan selam 5 tahun.masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh peternak sapi perah. Peranan koperasi sangat besar dalam pengembangan usaha sapi perah.


Copyrights : Copyright © 2002 by UPT. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang.Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

analisa ternak sangat penting

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger